1 mei adalah hari yang dispesialkan, dimana pada 1 mei ini pemerintah RI menjadikannya hari istimewah buat buruh yaitu Hari Buruh Nasional. Tanggalnyapun menjadi tanggal libur nasional, menguntungkan juga bagi yang lainnya bisa libur kumpul keluarga atau kumpul di monas.
Ada yang ingin coba saya tanggapi terkait peringatan hari buruh nasional 1 mei 2025 ini, yaitu terkait salah satu pemberitaan nasional bahwa presiden kita akan menghapuskan autsourcing yang tujuannya mungkin untuk kesejahteraan buruh.
Bagi saya bukan masalah autsourcing atau bukan autsourcing nya. Mungkin betul hal tersebut membantu para buruh seperti saya ini dalam menambah kesejahteraan. Namun yang mejadi masalah besar dalam mengahadapi yang katanya bonus demografi ini adalaha lapangan pekerjaanya.
Mau bukan autsourcing pun jika tidak ada lapangan kerjanya mau bagaimana?
Justru para buruh seperti kita ini dan anak keturunan para buruh ini mengharapkan adanya jaminan lapangan pekerjaan yang memadai.
Bagaimana anak - anak para buruh ini memiliki jaminan pekerjaan yang layak, lebih sejahtera daripada orangtuanya yang sebagai buruh.
Sebetulnya hal tersebutlah yang diperlukan. Mau sebagai aousorsing ataupun bukan ketika kerjaan ada, kemudian gajih besar, hidup sejahtera sepertinya tidak masalah. Ketimbang mempermasalahkan autsourcing mau dihapuskan atau tidak.
Bukan maksudnya nyinyir sih, memang kepemimpinan itu tidaklah mudah, menetapkan ini dan itu juga tidaklah mudah, itu hal yang sangat berat. Untuk itulah selagi masih bisa berbuat sesuatu, meski tidak akan masuk liputan TV juga apalagi menjadi petimbangan pemerintah, saya mencoba mengutarakan sedikit pendapat siapa tahu masuk mimpinya beliau.
Ya itu tadi sepertinya dihari peringatan buruh ini yang harus diutarakan adalah langkah kongkrit jaminan lapangan pekerjaan untuk buruh dan anak cucunya yang berkelanjutan.
Paling tidak membuat langkah nyata menyiapkan anak cucu supaya menjadi buruh sejahtera. Misalkan pendidikan gratis, kursus keahlian gratis, atau kursus menjadi pengusaha gratis. Saya lebih cenderung saat ini tuh harus bersusah payah pada bagaimana mendidik orang - orang saat ini supaya memiliki mental, karakter yang tangguh, sehingga masa depan itu hanya akan ada orang - orang yang tangguh hebat - hebat gitu. Yang kedua hapuskan medsos seperti tiktok, yutube short, reel dan yang seperti itu.
Saya tahu banyak sekali manfaatnya ketika dimanfaatkan oleh orang yang tepat. Namun pernahkah diteliti seberapa banyak pengarusnya medsos itu dalam kemajuan mendidik anak - anak atau orang dewasa supaya manuasia yang hidup ini menjadi orang tangguh, berkarakter kuat. Kebanyakan yang saya tahu isinya yang selalu viral itu masalah, masalah dan masalah. Masalah selingkuh artis, cerai artis, sekolah artis, masalah joget - joget ga jelas. Bukan masalah solusi kehidupan.
Oia sedikit ringan sih. Ok jika tidak dihapus batasilah. Filter oleh otoritas terkait masalah isi dari konten - konten yang ada. Berprinsiplah isinya itu hanya pada hal - hal yang memperbaiki kualitas hidup. Untuk konten yang negatif - negatif itu diawali dengan kata buruknya, atau resikonya, atau apapun prasa yang menunjukan bahwa yang diberitakan atau yang diinformasikan itu buruk dan tidak untuk ditiru.
Contoh kusus pemberitaan:
Si A tersangka korupsi memiliki harta kekayaan 1 triliun kemudian di hukum selama 15 tahun penjara. Keluarga menangis meminta keringanan hukuman. bla - bal - bla- bla
Harusnya rangkaian prasa kalimat tersebut tidak boleh. Harusnya begini
Si A tersangka korupsi akan segera di hukum mati dalam jangka waktu sekurang - kurangnya 1 bulan setelah keputusan ditetapkan. Selain itu siapa yang terlibat dalam korupsi tersebut akan segera menyusul ketiang gantungan karena telah melakukan perbuatan keji dan mungkar.
Jadi orang - orang yang mebaca yang mendengar takut.
Terus jika dilakukan seperti itu, bagimana dengan HAM? Jangan kebalik lah HAM itu. Yang dilindungi orang banyak jangan yang satu itu. Jika yang dilindungi hanya satu bagaimana dengan HAM HAM orang banyak yang ditindasnya.
Mungkin kata korupsi itu juga terlalu halus juga sih, sudah aja bilang maling atau rampok. Pokonya kata atau prasa yang jelek tidak usah dihaluskan sudah aja segamblangnya supaya kesannya dapat bahwa perbuatan tersbut terlarang.
Trus untuk hal - hal yang bagus, karena katanya berdasarkan pelatihan komunikasi media hal - hal yang bagus itu kurang menarik bagi audiens maka di-uplah oleh otoritas terkait.
Bukankah Google trend, tiktok trend, IG trend, Browser trand bisa diatur - atur, untuk itulah adanya iklan - iklan. Iklan itu lah yang menjadikan hal tidak trending menjadi trend. Ya otoritas terkait harusnya bisa mengkondisikan hal - hal yang baik dan untuk kebaikan mental, kesejahteraan rakyatnya. Pilah -pilah lah yang mana yang sesuai dengan tujuan NKRI, UUD 45, Pancasila di UP lah.
Jika aturannya sudah pas begitu, saya yakin kontren kreator akan menyesuaikan konten - kontennya, selama ini para konten kretor selalu menyesuaikan sikon yang ada. Para pengusaha dari luar juga akan menyesuaikan juga.
Jika lingkungan komunikasi situasi dan kondisi sudah bagus, tidak hanya buruh yang akan sejahtera. Semua lapisan masyarakat akan sejahtera tidak akan ada lagi istilah buruh. Semuanya mitra kerja.
Nanti tidak akan ada lagi anak - anak buruh sibuk tiktokan, buat reel ga jelas, joget - joget ga jelas hanya karena mencari tambahan follower supaya dapat bayaran dari iklan. Karena orang - orang akan tahu hal - hal begitu akan dihapus otoritas. Bukan berarti saya mengatakan joget - joget itu jelak, tapi akan dikemas dan disajikan dengan tepat, ditempat yang tepat dam bentuk kesenian.
Ayolah autsourcing atau bukan autsourcing nanti dulu saja kerjaanya aja dulu yang mana yang bisa kita kerjakan. Sambil kondisikan saja supaya NKRI ini siap maju. Paling tidak medsos aja dulu di kondisikan supaya mendukung penguatan mental karakter yang kuat untuk maju mandiri. Hapus aja konten - konten perusak mental dan karakter NKRI yang beradab.
Posting Komentar untuk "Peringantan Hari Buruh 1 Mei 2025"